Daftar Isi
Ukuran dan Bentuk Tubuh Nematoda
Struktur dan Fungsi Tubuh Nematoda
- Sistem Pencernaan Nematoda: Nematoda memiliki sistem pencernaan yang lengkap, mulai dari mulut, dfaring, esofagus (gelembung faring), usus, dan anus. Mulut terletak di ujung anterior dan di sekitarnya terdapat tiga atau enam bibit, papila, dan seta. Mulut yang berhubungan dengan buccal capsule atau rongga mulut yang terkadang dilengkapi dengan rahang yang kuat. Nematoda karnivor atau herbior memiliki stilet yang berbentuk seperti jarum suntik atau gigi dalam rongga mulutnya, dan berfungsi untuk menusuk dan menghisap sari makanan dari tanaman atau mangsanya. Nematoda mempunyai usus panjang sebagai tempat penyerapan sari makanan, rektumnya pendek, dan diakhiri oleh anus yang terletak di bagian posterior.
- Sistem Peredaran Darah dan Pernapasan Nematoda: Nematoda tidak mempunya sistem peredaran darah dan sistem pernapasan. Transportasi dan pertukaran zat terjadi secara difusi.
- Sistem Ekskresi Nematoda: Nematoda mempunyai alat ekskrei yang berupa sistem sel kelenjar dengan saluran atau tanpa saluran. Pada spesies yang hidup di laut, alat ekskrei berupa kelenjar renet (renette gland) yang terletak di dekat faring, berjumlah satu atau dua.
- Sistem Alat Idra Nematoda: Nematoda mempunya alat indra yang berupa sensilia, papila, seta, amfid, dan phasmid. Serta terdapat di bagian kepala dan seluruh permukaan tubuh. Kemoresptor terdapat di amfid (kepala) dan phasmid (ujung posterior). Nematoda hidup bebas dengan mempunyai bintik mata. Sistem saraf berupa lingkungan saraf yang mengelilingi esofagus, atau dengan berhubungan dengan enam benang saraf anterior dan empat atau lebih benang saraf posterior.
Ciri-Ciri Nematoda
- Berbentuk bulat panjang (gilik) atau mirip dengan benang
- Hewan tripoblastik dan Pseudoselomata (berongga tubuh semu)
- Hidup bebas dengan memakan sampah organik, kotoran hewan, tanaman yang membusuk, ganggang, jamur, dan hewan kecil lainnya.
- Hidup parasit di hewan, manusia, dan tumbuhan.
- Dapat ditemukan di air tawar, air laut, dan air payau serta di tanah.
- Terdapat di organ seperti, anus, usus halus, pembuluh darah, pembuluh limfa, jantung, paru-paru, dan mata.
- Berukuran bervariasi mulai dari hidup di air tawar dan darat berukuran kurang dari 1 mm, sedangkan di laut hidup mencapai 5 cm.
- Cacing betina lebih besar dari pada cacing jantan.
- Bentuk tubuh silindris atau bulat panjang (gilik). dan tidak bersegmen.
- Bagian anterior atau daerah mulut tampak simetri radial
- Semakin ke arah posterior membentuk ujung yang meruncing
Klasifikasi Nematoda
Nematoda dibagi dalam beberapa kelas antara lain Adenophorea dan Secernentea. Berikut penjelasannya…
1. Adenophorea
Anggota kelas dari Adhenophorea tidak mempunyai phasmid (organ kemosreseptor) sehingga disebut dengan Aphasmida. Banyak dari anggota Adenophorea yang hidup bebas, tetapi menjadi parasit di berbagai hewan. Contohnya Trichuris ovis sebagai parasit di domba.
Cacing Trichinella spiralis menjadi parasit di usus karnivor dan manusia. Cacing yang menyebabkan penyakit trikinosis. Setelah cacing dewasa kawin, cacing jantan mati, sedangkan cacing betina menghasilkan larva. Larva memasuki sel-sel mukosa dinding usus kemudian mengikuti peredaran darah hingga ke otot lurik. Dalam otot lurik, larva membentuk sista. Manusia mengalami infeksi cacing jika cacing dimakan yang kurang matang dan mengandung sista. Penyakit trikinosis ditandai dengan rasa mual yang hebat dan terkadang menimbulkan kematian ketika larva menembus otot jantung.
2. Secernentea
Secernentea disebut dengan Phasmida, karena terdapat anggota spesiesnya mempunyai phasmid. Banyak anggota kelas hidup dalam tubuh vertebrata, serangga dan tumbuhan. Berikut uraian mengenai contoh-contoh spesies Secernentea…
a. Ascaris Lumbricoides (Cacing Perut)
Ascaris lumbricoides adalah parasit usus halus manusia yang menyebabkan penyakit askariasis. Infeksi cacing perut menyebabkan penderita mengalami kekurangan gizi. Tubuh pada bagian anterior cacing mempunya mulut yang dengan dikelilingi tiga bibir dan gigi-gigi kecil. Cacing betina memiliki ukuran panjang sekitar 20-49 cm, dengan diamater 4-6 mm, di bagian ekor runcing lurus, dan dapat menghasilkan 200.000 telur per hari. Cacing jantan berukuran panjang sekitar 15-31 cm, dengan diameter 2-4 mm, bagian ekor runcing melengkung, dan di bagian anus terdapat spikula yang berbentuk kait untuk memasukkan sperma ke tubuh betina.
Setelah terjadi perkawinan, cacing betina menghasilkan telur. Telur kemudian keluar bersama tinja. Telur mengandung embrio terletan bersama-sama dengan makanan yang terkontaminasi. Di dalam usus inang, telur menetas menjadi larva. Larva selanjutnya menembus dinding usus dan masuk ke daerah pembuluh darah, jantung, paru-paru, faring, dan usus halus hingga cacing dapat tumbuh dewasa.
b. Ancylostoma Duodenale (Cacing Tambang)
Anylostoma duodenale disebut cacing tambang karena sering ditemukan didaerah pertambangan, misalnya di Afrika. Spesies cacing tambang di Amerika yaitu Necator americanus. Cacing yang hidup parasit di usus halus manusia dan mengisap darah sehingga dapat menyebabkan anemia bagi penderita ankilostomiasis.
Cacing tambang dewasa betina yang berukuran 12 mm, mempunyai organ-organ kelamin luar (vulva), dandapat menghasilkan 10.000 sampai 30.000 telur per hari. Cacing jantan yang berukuran 9 mm dan mempunyai alat kopulasi di ujung posterior. Di ujung anterior cacing terdapat mulut yang dilengkapi 1-4 pasang gigi kitin untuk mencengkeram dinding usus inang.
Setelah terjadi perkawinan, cacing betina menghasilkan telur. Telur keluar bersama feses (tinja) penderita. Di tempat yang becek, telur menetas dan menghasilkan larva. Larva masuk ke tubuh manusia dari pori-pori telapak kaki. Larva mengikuti aliran darah menuju jantung, paru-paru, faring, dan usus halus hingga yang tumbuh dewasa.
c. Oxyuris Vernicularis (Cacing Kremi)
Oxyuris vermicularis atau Enterobius vermicularis (cacing kremi) berukuran 10-15 mm. Cacing yang hidup di usus besar manusia, khususnya pada anak-anak. Cacing dewasa betina menuju ke dubur pada malam hari untuk bertelur dan mengeluarkan suatu zat yang menyebabkan rasa gatal. Rasa gatal menyebabkan penderita menggaruknya sehingga telur cacing mudah terselip di buku-buku. Telur cacing dapat tertelan kembali pada saat penderita makan. Di usus, telur akan menetas menjadi cacing kremi baru. Cara penularan cacing kremi tersebut disebut dengan autoinfeksi.
d. Wuchereria Bancrofri (Cacing Filaria atau Cacing Rambut)
Wuchereria bancrofti yang hidup parasit di kelenjar getah bening (limfa). Cacing menyebabkan penyakit kaki gajah (elephantiasis). atau filariasis. Cacing dewasa berdiameter 0,3 mm. Cacing betina berukuran panjang 8 cm dan jantan berukuran panjang 4 cm.
Setelah terjadi perkawinan, cacing betina menghasilkan mikrofilaria. Di siang hari, mikrofilaria berada di pembuluh darah yang besar dan malam hari pinadh ke pembuluh darah kecil di bawah kulit. Bila nyamuk perantara (Culex, Anopheles Mansonia atau Aedes) menggigit di malam hari, mikrofilaria bersama darah masuk ke perut nyamuk. Mikrofilaria menembus dinding usus nyamuk menuju ke otot toraks dan bermetamorfosis. Setelah mencapai ukuran 1,4 mm, mikrofilaria pindah ke belalai nyamuk, dan siap ditularkan ke orang lain. Cacing akan menggulung di kelenjar limfa dan tumbuh hingga dewasa. Cacing deawasa yang berjumlah banyak akan menghambat sirkulasi getah benang, sehingga setelah beberapa tahun mengakibatkan pembengkakan kaki.
e. Onchorcerca Volvulus
Onchorcea vovulus merupakan cacing mikroskospis penyebab onchocerciasis (river blindness) yang mengakibatkan kebutaan. Vektor pembawa adalah lalat kecil pengisap darah black fly (simulium). Cacing banyak terdapat di Afrika dan Amerika Selatan.
Reproduksi Nematoda
Peranan Nematoda
Baca Juga:
Platyhelmintes (Pengertian, Ciri-Ciri, Klasifikasi, Reproduksi, & Peranan)
Mollusca (Pengertian, Ciri-Ciri, Klasifikasi, Reproduksi, & Peranan)
Flagellata (Pengertian, Ciri-Ciri, Klasifikasi, Reproduksi, & Peranan)
Rhizopoda (Pengertian, Ciri-Ciri, Klasifikasi, Reproduksi & Peranan)
Echinodermata (Pengertian, Ciri-Ciri, Klasifikasi, Reproduksi & Peranan)
Annelida (Pengertian, Ciri-Ciri, Klasifikasi, Reproduksi & Peranan)
Coelenterata (Pengertian, Ciri-Ciri, Klasifikasi, Reproduksi, & Peranan)
Nemathelmintes (Pengertian, Ciri-Ciri, Klasifikasi, Reproduksi & Peranan)
Cilliata (Pengertian, Ciri-Ciri, Klasifikasi, Reproduksi & Peranan)
Arthropoda (Pengertian, Ciri-Ciri, Klasifikasi, Reproduksi, & Peranan)
Demikianlah informasi mengenai Pengertian Nematoda, Ciri-Ciri, Klasifikasi, Reproduksi, & Peranan. Semoga teman-teman dapat menerima baik itu pengertian nematoda, ciri-ciri nematoda, klasifikasi nematoda, reproduksi nematoda, peranan nematoda. Sekian dan terima kasih. Salam Berbagi Teman-Teman”.
Referensi:
- Iraningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Jakarta: Erlangga. Hal: 331-335.