Saat Jepang pertama kali datang ke Indonesia pada tahun 1942, terdapat berbagai taktik yang langsung diperankan bangsa Jepang seperti menampilkan diri bahwa Jepang adalah “saudara tua” dari Indonesia. Dengan umpan garis keturunan tersebut, bahwa Jepang dapat membebaskan Indonesia dari penjajahan bangsa barat.
Isu yang pada awalnya sangat disambut baik oleh rakyat Indonesia, malah berujung mengenaskan, rakyat Indonesia kembali tertipu. Hal itu karena Jepang malah berambisi menyatukan Indonesia di bawah Kekaisaran Jepang alih-alih memerdekakan Indonesia.
Untuk memuluskan niatannya, Jepang berusaha meraih dukungan dari rakyat Indonesia. Jepang juga berusaha untuk membentuk berbagai organisasi yang tujuannya menggaet tokoh nasional. Selain itu, Jepang juga memberikan janji kemerdekaan yang dikenal dengan istilah “Janji Koiso”. Janji ini adalah pernyataan yang diungkapkan langsung oleh Perdana Menteri Jepang Kuniaku Koiso pada 7 September 1944 dalam sidang istimewa Teikoku Henkai ke-85 di Tokyo.
Janji ini bertujuan untuk memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia pada suatu hari dan selain itu bahwa janji ini merupakan keinginan yang telah sejak lama mereka idam-idamkan dan merupakan dambaan bagi setiap tokoh pergerakan. Hal itulah yang membuat mengapa seluruh rakyat Indonesia penuh semangat dan kerelaan hati membantu Jepang dan bahkan beberapa tokoh pergerakan nasional ikut membantu Jepang.
Pada situasi tersebut, beberapa tokoh nasional seperti Soekarno, Moh Hatta, dan kawan-kawan memanfaatkannya dengan melakukan pidato dan berbagai kegiatan yang menggambarkan kemerdekaan di publik sebab tak lagi menjadi ancaman dan diawasi oleh Jepang. Dengan pergerakan itu, melihat kondisi Jepang yang kian terjepit dalam perang asia pasifik membuat banyak tokoh mulai berpikir panjang.
Para tokoh pergerakan khawatir dimana Jepang akan batal memberikan kemerdekaan yang telah mereka janjikan. Upaya untuk terus menangih janji tersebut selalu dilantangkan oleh Soekarno. Soekarno marah besar hingga menakutkan pejabat Gunseikabu bernamaos Miyoshi. Kemarahan itu, membuat pembentukan BPUPKI dilakukan pada 26 April 1945 yang dalam bahasa Jepang dikenal dengan istilah Dokoritsu Zyumbi Coosakai.
Dalam susunan struktur dari BPUPKI, Soekarno, Moh Hatta, Soepomo, AA Maramis, Abdul Wahid Hasyim, dan Moh Yamin terlibat didalamnya. Pada waktu yang bersamaan, Soekarno mengirim surat kepada pelajar-pelajar Indonesia yang berada di Jepang bahwa dirinya tak percaya terhadap Janji kemerdekaan Jepang akan diberikan dan ditetapkan. Menurut Soekarno bahwa kemerdekaan tersebut datang dan hadir dengan perjuangan.
Dugaan tersebut ternyata benar, nyatanya, Jepang tidak pernah melunasi janji itu. Jepang tak kunjung memberikan kemerdekaan kepada Indonesia sampai pada 6 Agustus 1945, AS menjatuhkan bom atom ke kota Hiroshima dan pada 9 Agustus Bom di Nagasaki.
Hal yang terjadi adalah, Jepang lumpuh dan juga tak berdaya. Jepang akhirnya menyatakan kekalahan dan menyerah. Kabar kekalahan Jepang segera dimanfaatkan oleh golongan pemuda untuk merebut kemerdekaan. Maka yang terjadi pada 17 Agustus 1945, Soekarno memproklamasikan kemerdekaan.
Mengapa Jepang Memberikan Janji Kemerdekaan Kepada Bangsa Indonesia
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi tujuan dan alasan mengapa jepang memberikan janji kemerdekaan kepada bangsa Indonesia adalah karena pada saat perang pasifik 18 Juli 1944. Untuk mendapatkan bantuan, Jepang memberikan janji kemerdekaan bernama “Janji Kaiso” kepada Indonesia agar membantu Jepang dalam perang pasifik. Setelah itu, Jepang juga menerapkan Ekonomi Perang, untuk memenuhi bahan makanan, menopang kegiatan perang, dan sistem ekspor impor untuk kepentingan perang.
Demikianlah informasi mengenai topik yang berjudul Mengapa Jepang Memberikan Janji Kemerdekaan Kepada Bangsa Indonesia. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Sekian dan terima kasih. Salam berbagi teman-teman.