Hubungan & Kaitan Manusia Bertempat Tinggal Tetap Dengan Sistem Kepercayaan



Hubungan & Kaitan Manusia Bertempat Tinggal Tetap Dengan Sistem Kepercayaan – Dengan kehidupan masyarakat manusia purba yang telah berada pada pertumbuhan kebudayaan melalui penghidupan gua dalam artian telah menetap.

Berangsur-angsur perkembangbiakan yang terjad ditempat itu, manusia purba tersebut menjadi “Masyarakat Gua” yang membangun sebuah sistem hidup perkampungan dengan macam-macam bentuk organisasi sosial.

Hal itu juga membawa perkembangan pesat dengan penemuan kapak-kapak batu sebagai hasil-hasil kebudayaan yang diketahui kapak-kapak batu itu berukuran besar yang apabila digolongkan berada pada jenis Pacul atau cangkul.

Melalui hasil kebudayaan ini membuktikan bahwa zaman neolitik masyarakat, sudah mengenal pertanian. Sehingga melalui pengenalan akan pertanian, maka manusia purna itu telah menggantikan dengan mata pencarian berupa berburu ke manusia purba yang bercocok tanam.



Akan tetapi, dengan pengetahuan bercocok tanam, tidak membuat bahwa kebiasaan berburu itu hilang, sebab perburuan seperti binatang, ikan di laut, sungai dan danau masih terus dilakukan.



Dengan pencaharian berupa bercocok tanaman yang diketahui erat dengan peternakan, membuat nenek moyang Indonesia telah mengenal penggunaan binatang-binatang ternak.



Dengan corak kehidupan pertanian membuat manusia harus memelihara tanaman dengan baik, sebab akan ada banyak bahaya yang mengancam dan merusak pertanian seperti babi dan burung.

Maka dari itu, melalui masalah itu juga membuat perkembangan manusia purba berkembang pesat melalui alat-alat peninggalan serta tempat bermukim atau tempat tinggal dengan model atau berbentuk rumah gantung.

Hal itu juga membuat adanya berbagai macam kapak dan bahan tembikar diduga masyarakat Neolitiku telah mengenal perdagangan melalui sistem tukar menukar.

Selain itu, bahkan masyarakat zaman neolitikum sudah mengenal pakaian yang dibuat dengan serat kayu dan alat-alat rumah tangga contohnya saja periukbelanga dan alat dari tembikar.

Melalui perkembangan dan kemajuan manusia purba saat itu akibat bertempat tinggal, membuat terbentuknya suatu sistem kepercayaan. Hal itu juga yang akan pembahasan

Hubungan Manusia Bertempat Tinggal Tetap Sistem Kepercayaan

Setelah manusia purba itu mempunyai tempat tinggal tetap sebagai penjelasan diatas, secara tidak langsung membuatnya tersadar bahwa terdapat kehidupan setelah mati.

Hubungan & Kaitan Manusia Bertempat Tinggal Tetap Dengan Sistem Kepercayaan (Foto: Artikelsiana.com)
Hubungan & Kaitan Manusia Bertempat Tinggal Tetap Dengan Sistem Kepercayaan (Foto: Artikelsiana.com)

Melalui dasar inilah, sistem kepercayaan melahirkan tradisi megalitik mereka mendirikan batu-batu besar (dolmen, punden berundak dan sarkofagus),

Selain itu, semakin terbukanya pikiran bahwa terdapat kekuatan maha kuat di luar dirinya, dan mengenal penguburan mayat. Mereka juga memberikan kepercayaan berupa Animisme dan kepercayaan Dinamisme.

Yang dimaksud dengan kepercayaan Animisme adalah agama yang mengajarkan bahwa tiap-tiap benda, baik yang beryawa maupun tidak bernyawa mempunyai roh.

Tujuan beragama dalam Animisme adalah mengadakan hubungan baiik dengan roh-roh yang ditakuti dan dihormati itu dengan senantiasa berusaha menyenangkan hati mereka.

Sedangkan yang dimaksud dengan Dinamisme adalah kepercayaan pada kekuatan gaib yang misterius. Tujuan beragama pada dinamisme adalah untuk mengumpulkan kekuatan gaib atau mana (dalam bahasa ilmiah) sebanyak mungkin.

Saat masyarakat mulai mengalami kemajuan dengan bertempat tinggal tetap, manusia mulai melakukan interaksi satu sama lain sehingga mulai tercipta pola interaksi yang tidak beraturan.

Sehingga manusia mulai menyadari bahwa dibutuhkan sesuatu yang mengatur agar tidak kacau sehingga manusia mulai mendirikan batu-batu besar sebagai pemujaan.

Demikianlah jawaban mengenai Hubungan dan Kaitan Manusia Yang Sudah Bertempat Tinggal Tetap Dengan Adanya Sistem Kepercayaan. Semoga informasi ini dapat bermanfat bagi kita semua. Sekian dan terima kasih. Salam berbagi teman-teman.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *