Sejarah Storyboard & Cara Membuat Storyboard – Storyboard merupakan sebuah sketsa yang menggambarkan aksi di dalam film, atau sebagai suatu bagian khusus film yang disusun teratur pada papan buletin dan dilengkapi dengan adanya dialog yang sejalan dengan waktu dan deskripsi adegan (Effendi,2002 : 152).
Selain itu, Effendi juga menyampaikan bahwa Storyboard berfungsi untuk mempermudah dan mempermurah pengambilan gambar.
Tidak hanya itu, definisi dari Storyboard. Storyboard dapat diartikan sebagai potongan-potongan gambar sketsa yang merupakan bentuk bentuk shot atau adegan yang dihasilkan atas dasar shot utama adegan.
Fungsi storyboard antara lain sebagai standar dari apa yang ingin di produksi. Selain itu, berfungsi sebagai landasan bagi seluruh unit produksi sekaligus standar pengawasan hasil produksi.
Maka dari itu, storyboard membutuhkan sesuatu cara dalam melengkapi pengambilan gambar contohnya shot size, sudut gambar dan pergerakan kamera.
Sejarah Storyboard
Dalam sejarahnya, Storyboard pertama kali dibuat dan dikembangkan oleh Studio Walt Disney. Hal itu dimulai pada tahun 1930.
Hingga setelah beberapa tahun dari proses yang sama dipakai di Walt Disney dan studio animasi lainnya.
Selain itu, John Canemaker, storyboard pertama di Disney berasal dari buku komik misalnya sketsa cerita yang diciptakan pada tahun 1920 untuk mengilustrasikan konsep untuk subjek pendek kartun animasi.
Akan tetapi, menurut Christopher Finch bahwa Disney meminta animator Webb Smith dengan menciptakan ide menggambar scene pada lembar kertas yang terpisah,
Dan mengantungkannya pada papan buletin untuk menceritakan suatu cerita secara berurutan, dan pada akhirnya memunculkan storyboard yang pertama.
Saat ini, Storyboard banyak dipakai untuk membuat kerangka pembuatan websites dan proyek media interaktif lainnya. Adapun contohnya adalah iklan, film pendek atau games ketika dalam tahap perancangan/desain.
Ada banyak keuntungan saat menggunakan Storyboard. Salah satu kelebihan atau keuntungannya ialah membuat pengguna untuk mengalami perubahan dalam alur cerita untuk memicu reaksi atau ketertarikan yang lebih dalam.
Kilas balik, secara cepat menjadi hasil dari pengaturan storyboard secara kronologis untuk membangun rasa penasaran dan ketertarikan.
Proses dari pemikiran dan perencanaan visual membuat sekelompok orang untuk merevisi bersama, meletakkan ide mereka pada storyboard dan kemudian mengaturnya pada di dinding. Hal ini memicu lebih banyak ide dalam kelompok tersebut.

Cara Membuat Storyboard
Sebelum membuat Storyboard, hal yang perlu dilakukan adalah membuat cakupan Storyboard terlebih dahulu.
Demikian ini dilakukan agar dapat di bentuk rincian naskah, selanjutnya akan dituangkan detail grafik dan visual untuk mempertegas dan memperjelas tema.
Batasan produksi terakhir akan dijelaskan agar sejalan dengan jenis produksi yang ditentukan, contohnya Storyboard akan dipakai untuk film, iklan, kartun ataupun video lain.
Untuk mempermudah membuat proyek, maka harus dibuat sebuah rencana kasar sebagai dasar pelaksanaan.
Outline dijabarkan dengan membuat point-point pekerjaan yang dapat berfungsi untuk membantu dalam mengidentifikasi material yang harus dibuat, didapatkan, atau disusun agar pekerjaan dapat berjalan.
Dengan memakai outline saja sebenarnya sudah cukup untuk memulai tahapan pelaksanaan produksi. Akan tetapi dalam berbagai model proyek video, contohnya iklan televisi, company profile, sinetron, drama televisi, film cerita dan film animasi,
Masih tetap membutuhkan skenario formal yang berisi dialog, narasi, catatan tentang setting lokasi, action, lighting, sudut dan pergerakan kamera, sound atmosfir, dan lain sebagainya.
Penggunaan Storyboard jelas akan mempermudah pelaksanaan dalam proses produksi nantinya. Format apapun yang dipilih untuk Storyboard, informasi berikut harus dicantumkan:
- Sketsa atau gambaran layar, halaman atau frame.
- Warna, penempatan dan ukuran grafik, jika perlu
- Teks asli, jika ditampilkan pada halaman atau layar
- Warna, ukuran dan tipe font jika ada teks
- Narasi jika ada
- Animasi jika ada
- Video, jika ada
- Audio, jika ada
- Interaksi dengan penonton, jika ada
- Dan hal-hal yang perlu diketahui oleh staf produksi
Daftar cek Storyboard:
- Harus ada Storyboard untuk tiap halaman, layar atau frame.
- Tiap Storyboard harus dinomori.
- Setiap detail yang berhubungan (warna, grafik, suara, tulisan, interativitas, visual dicantumkan).
- Setiap teks atau narasi dimasukkan dan diperiksa sesuai dengan nomor Storyboard yang berhubungan.
- Setiap anggota produksi harus mempunyai salinan atau akses yang mudah ke Storyboard.
Bagi kita yang ingin memulai membuat Storyboard, untuk tidak memikirkan bahwa membuat Storyboard itu sulit, Jangan beranggapan bahwa Storyboard itu hal yang susah,
Bahkan point-point saja asalkan bisa memberi desain besar bagaimana materi diajarkan sudah lebih dari cukup.
Cara membuatnya juga cukup dengan software pengolah kata maupun spreadsheet yang kita kuasai, tidak perlu muluk-muluk menggunakan aplikasi pembuat Storyboard professional. Beberapa alasan mengapa menggunakan Storyboard:
- Storyboard harus dibuat sebelum tim membuat animasi
- Storyboard digunakan untuk mengingatkan animator
- Storyboard dibuat untuk memudahkan membaca cerita.
Demikianlah informasi mengenai Sejarah Storyboard & Cara Membuat Storyboard. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Sekian dan terima kasih. Salam Berbagi teman-teman.