Pengertian Teori, Fungsi, Tujuan, Unsur Teori & Menurut Para Ahli



Pengertian Teori, Fungsi, Tujuan, Unsur Teori & Menurut Para Ahli – Persoalan teori, tidak sedikit yang menganggap enteng.

Misalnya saja ditemui tentang, iklan shampo dengan fungsi dan tujuannya pada tubuh. Terkadang seseorang menyebut “ah cuma teori.

Selain itu, ada juga pendapat tentang teori, pada pendapat yang diberikan oleh komentar seorang sarjana baru lulus kuliah. Seorang sarjana itu telah merasakan bagaimana susahnyam mencari kerja dll.

Hal itu sehingga sarjana ini mengatakan “teori-teori yang ada di bangku kuliah nggak bisa dipraktikkan di dunia kerja!”.



Bahkan tidak sedikit dari kalangan aktivis yang mengatakan serupa ketika menghadapi akhir-akhir masa perkuliahan.



Dilema sosial ini secara tidak langsung mengkonstruksi atau membangun pemahaman kepada setiap orang bahwa teori bertolak belakang dengan apa yang terjadi di kenyataan.



Atau dengan kata lain, bahwa teori terpisah dengan praktiknya. Maksud dari hal ini adalah teori berdiri sendiri, selain itu tidak ada hubungan atau kaitannya dengan apa yang dialami pada kenyataan atau dunia yang serba serbi praktis.

Persoalan ini, tidak dapat disalahkan dan tidak dapat pula dibenarkan bahwa inilah teori yang sebenarnya. Melainkan, patut diakui bahwa membahas teori apalagi merumuskan definisi teori menurut tanggapan Flinders & Mills (1993) adalah sesuatu yang rumut.

Padahal sebagaimana diketahui jika ditelisik lebih jauh, Kaplan yang dikutip oleh Littlejohn dan Foss (2008:15) yang mengatakan bahwa teori bukan upaya menemukan sesuatu yang tersembunyi melainkan tetapi cara memilih fakta-fakta, mengorganisasi, dan menjelaskannya.

Sedangkan menurut tanggapan dari Deetz yang mengatakan teori adalah cara melihat dan berpikir tentang dunia” (Littlejohn & Foss, h. 15).

Senada dengan pendapat diatas, Strauss (1995) dikutip oleh Anfara dan Mertz (2006) menjelaskan Teori menyediakan sebuah model/peta berkenaan dengan dunia nyata.

Dengan kata lain jika melihat dua tanggapan ini, bahwa pada dasarnya teori merupakan alat atau instrumen bagi setiap orang untuk melihat, merumuskan dan membaca dunia saat dulu, sekarang dan yang akan datang.

Atau teori merupakan simplifikasi atau penyederhaan dari dunia nyata. Akan tetapi, perlu diketahui juga bahwa teori hanya mengklarifikasi dan menjelaskan beberapa aspek dari dunia itu. Jadi titip tekannya adalah beberapa.

Sehingga wajarlah ketika Flinders dan Mills (1993) menyatakan bahwa teori adalah seperangkat ide-ide yang umum yang mengarahkan suatu tindakan.

Dari pendapat flinder dan Mills ini, mengambil kata berupa seperangkat. Bukanlah keseluruhan.

Pengertian Teori: Apasih itu Teori?

Secara umum, pengertian teori adalah sekumpulan konsep, definisi, dan proposisi yang saling kait-mengait yang menghadirkan suatu tinjauan sistematis atas fenomena yang ada dengan menunjukkan hubungan yangkhas di antara variabel-variabel dengan maksud memberikan eksplorasi dan prediksi.

Dari definisi-definisi di atas, dapat disimpulan bahwa teori berlandaskan dari fenomena empiris dan berusaha menjelaskan cara kerja fenomena itu. Selain itu juga meramalkan akibat yang ditimbulkannya.

Untuk lebih memahami secara bersama terkait apa yang dimaksud dengan teori diketahui bahwa teori menjelaskan beberapa aspek dari fenomena di dunia nyata.

Sehingga jika disebutkan demikian maka teori tidak menjelaskan seluruh aspek yang ada di dunia nyata.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat diberikan suatu contoh seperti ketika diminta untuk menyediakan sebuah pas foto 3×4, maka seseorang dapat menjelaskan tentang wajah, rambut, leher, pundak, dan sebagian dada seseorang yang terdapat di foto itu.

Selain itu, seseorang tidak dapat menjelaskan kondisi perut atau kakinya. Sehingga hal itulah mengapa teori disebut fokus pada satu sisi dan mengabaikan sisi yang lainnya.

Pendapat ini juga disebutkan oleh Littlejohn dan Foss (2008). Ia berpendapat teori disebut juga sebagai abstraksi. Teori mengurangi pengalaman hidup manusia menjadi seperangkat kategori dan akibatnya ada bagian dari pengalaman tadi yang tidak dibahas.

Dengan kata lain merangkum pendapat diatas, bahwa dengan hanya menggunakan satu teori tidak dapat dipakai untuk menggali seluruh kebenaran.

Adapun contoh dari hal ini dapat dijelaskan dengan sampel warna dari spidol. Apabila tutup spidol dipegang, mungkin mengatakan putih, tapi ketika spidol tidak dipegang, warna spidol adalah hitam dan putih (karena tutup spidolnya berwarna hitam).

Sehingga “teori adalah konstruksi”. Seorang ilmuwan tentang apa yang ingin dia jelaskan dan bagaimana cara menjelaskannya.

Teori dan fenomena berkembang terus. Fenomena dunia nyata, khususnya sekali fenomena sosial yang bersifat dinamis dan berubah terus-menerus.

Hal ini membuat teori juga berkembang dan disempurnakan sehingga dapat menjelaskan fenomena dunia nyata.

Demikian inilah yang membuat teori bersifat tentative dan terbuka untuk menerima pemikiran pemikiran baru.

Proses Terbentuknya Teori

Proses terbentuknya teori atau bagaimanakah teori dapat terbentuk. Melalui dua proses yaitu rasionalisme dan empirisme.

Secara umum, sumber teori terdapat 2 prinsip mendapatkan pengetahuan, ialah rasionalisme dan relativisme. Rasionalisme menjelaskan bahwa seseorang mendapatkan pengetahuaan tentang fenomena melalui cara berpikir tentang fenomena itu. Sehingga, sumber teori yaitu rasio manusia.

Sedangkan untuk relativisme, Menurut Willis (2007: 48) mengatakan bahwa pengetahuan dihasilkan dari pengalaman manusia yang terlibat langsung dengan fenomena empiris

Oleh sebab itu, relativisme terkadang disebut juga dengan apa yang dikenal dengan “empirisisme”.

Dalam hasil dari kedua ini juga berbeda. Untuk Rasionalisme menghasilkan cara berpikir deduktif. Sedangkan untuk relativisme menghasilkan cara berpikir yang disebut induktif.

Untuk lebih memahami definisi ini dapat dilihat dari contoh “cantik”, rasiolisme akan memakai rasionya dipadu dengan literature-literatur tentang kata “cantik” itu.

Sedangkan relativisme terlibat langsung dalam interaksi dengan masyarakat untuk mengetahui secara langsung terkait konstruksi masyarakat tentang “cantik”.

Menurut Anfara dan Mertz (2006) teori dibangun oleh hubungan antara 3 komponen pokok, ialah “konsep, konstruk, dan proposisi”.

Pengertian Teori, Fungsi, Tujuan, Unsur Teori & Menurut Para Ahli (Foto: Artikelsiana.com)
Pengertian Teori, Fungsi, Tujuan, Unsur Teori & Menurut Para Ahli (Foto: Artikelsiana.com)

Pengertian Teori Menurut Para Ahli

Selain pengertian dan penjelasan diatas, terdapat pendapat yang banyak dikemukakan oleh para ahli berkenaan dengan definisi teori. Adapun pengertian teori menurut para ahli ialah:

1. Pengertian Teori Menurut Punvadarminta

Menurut Punvadarminta (1976) mengartikan bahwa teori sarna dengan pendapat yang dikemukakan sebagai suatu keterangan rnengenai sesuatu peristiwa, dan asas-asas, hukum-hukum umum yang menjadi dasar bagi ilmu pengetahuan dan dijadikan sebagai cara dan aturan-aturan dalam melakukan sesuatu kegiatan.

2. Pengertian Teori Menurut John W. Best

Menurut John W. Best, (1982), bahwa yang dimaksud dengan pengertian teori adalah berisi gambaran hubungan sebab akibat diantara variabel-variabel. Didalam teori terkandung keunggulan untuk dapat menjelaskan suatu gejala dan berkekuatan untuk memprediksi suatu gejala.

3. Pengertian Teori Menurut Siswoyo

Menurut Siswoyo (1995) bahwa Teori dapat diartikan sebagai seperangkat konsep dan definisi yang saling berhubungan yang mencerminkan suatu pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menerangkan hubungan antara variable, dengan tujuan untuk menerangkan dan meramalkan fenomena.

4. Pengertian Teori Menurut Kerlinger

Kerlinger (1986:9) mendefinisikan teori sebagai seperangkat inter-relasi antara konstruk, definisi, dan proposisi yang menjelaskan suatu fenomena secara sistematis dengan cara menjelaskan relasi antarvariabelvariabel, dengan tujuan menjelaskan dan memprediksi fenomena tersebut.

5. Pengertian Teori Menurut Neuman

Sedangkan menurut Neuman (2006) yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan pengertian teori adalah sebagai pengetahuan tentang dunia nyata yang terorganisasi sehingga membantu orang untuk memvisualkan dan menjelaskan sesuatu.

Fungsi dan Tujuan Teori

Adapun macam-macam fungsi dan tujuan teori ialah

  1. Landasan untuk menyusun hipotesis penelitian. Contohnya Teori menyatakan bahwa motivasi berpengaruh terhadap prestasi kerja.
  2. Maka hipotesisnya adalah ”ada pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja”, bunyi hipotesis ini sama seperti apa yang dinyatakan teori tersebut. Dasar untuk menyusun instrumen penelitian (misalnya angket). Contohnya teori menyatakan bahwa seseorang memiliki motivasi kerja yang tinggi atau rendah bisa dilihat dari semangat untuk bekerja keras, punya cita-cita, selalu ingin untuk maju, dsb.
  3. Maka ciri-ciri itu dapat digunakan untuk menyusun angket penelitian.
  4. Menjelaskan hakikat dan makna dari sesuatu yang diteliti. Contohnya ketika penelitian yang dikaji adalah motivasi, maka untuk mengetahui dan menjelaskan tentang motivasi tersebut dapat dilihat melalui teori.
  5. Menjelaskan hubungan sesuatu yang diteliti dengan hal lainnya. Contohnya menjelaskan hubungan motivasi dengan prestasi kerja.
  6. Acuan untuk membahas hasil penelitian. Contohnya hasil penelitian yang telah dilakukan (bab IV skripsi) diperoleh hasil bahwa ada pengaruh motivasi terhadap kinerja, maka untuk membahas hasil penelitian ini, kita bisa mengkaitkannya dengan teori (bab II skripsi).

Demikianlah informasi mengenai Pengertian Teori, Fungsi, Tujuan, Unsur Teori & Menurut Para Ahli. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Sekian dan terima kasih. Salam berbagi teman-teman.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *