Pengertian Qadar, Macam, Dalil & Hikmah Iman Kepada Qadar



Pengertian Qadar, Macam, Dalil & Hikmah Iman Kepada Qadar – Apa itu Qadar (Takdir) Qadar ialah suatu ketentuan dari Allah SWT yang berlaku terhadap kondisi makhluknya.

Tidak ada siapapun yang dapat menggugat atau menentang seluruh keputusan dan ketentuan Allah SWT. Demikian ini diungkapkan lantaran Allah SWT telah tertera dalam sebuah kitab yang disebut dengan lauh mahfuuz.

Olehnya itu perlu diketahui bersama bahwa seluruh perbuatan yang kita lakukan, dalam hal ini manusia hanya sesuatu yang disebut dengan majaz. Sebab pada intinya hal yang kita lakukan itu merupakan adalah Allah.

Sehingga, apabila merujuk pada tanggapan diatas, manusia merupakan suatu wayang sedangkan Allah adalah dalangnya.



Kita sebagai manusia hanya mampu untuk berikhtiar dan juga bertawakkal kepada Allah SWT, yang dimana telah ditetapkannya.



Allah SWT tidak akan membebani seorang hambanya melainkan sejalan dengan kesanggupannya, oleh sebab itu Allah akan membalas dari apa yang telah diusahakan manusia.



Pengertian Qadar: Apa itu?

Yang dimaksud dengan Qadar, secara etimologi ialah ukuran atau ketetapan. Sedangkan secara istilah atau terminologi, yang dimaksud dengan Qadar adalah pengetahuan Allah tentang sesuatu yang ingin dia wujudkan atau terjadi pada makhluknya dan alam semesta.

Jika merujuk pada pandangan Qadariyah, sebenarnya manusia memiliki kebebasan dan kekuatan sendiri untuk mewujudkan perbuatan atau yang dilakukannya.

Beda halnya dengan ketika merujuk pada pandangan kaum jabariyah yang mengutarakan bahwa manusia tidak memiliki kemerdekaan dalam menentukan kehendak dan perbuatannya.

Perbedaan itu masih ada lagi, seperti pandangan dari paham Ahlisunnah wal jama’ah. Menurut aliran ini bahwa manusia wajib ikthiar, akan tetapi Tuhan Yang Maha Esa berhak menentukan hasil ikhtiar itu dan manusia harus bertawakal terhadap keputusan atau takdir Allah.

Qadar ialah suatu perwujudan atau realisasi dari qadha Allah, oleh sebab itu baru dapat diketahui setelah sesuatu terjadi.

Sehingga tidak sedikit kita melihat dimana terdapat seseorang yang mengungkapkan bahwa “ini memang sudah taqdirku“. Hal itu sesuai dengan dalil hukum dimana Allah berfirman dalam Qs. Al-ahzab : 38.

Artinya: “Tiada suatu keberatan pun atas Nabi tentang apa yang telah ditetapkan oleh Allah baginya. (Allah telah menetapkan yang demikian) sebagai sunnah –nya pada nabi-nabi yang telah berlalu dahulu. Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku”. (Qs. Al-Ahzab : 38).

Macam-Macam Qadar (takdir)

Qadar juga memiliki banyak jenis. Diketahui adapun macam-macam qadar terdiri atas dua yaitu Takdir Mubram atau takdir mu’allaq. Yang dimaksud dengan kedua jenis itu ialah:

1. Takdir Mubram

Yang dimaksud dengan Takdir mubram adalah takdir Allah yang tidak dapat berubah. Diketahui takdir ini semata-mata ketentuan Allah yang tidak disandarkan kepada ikthiar manusia.

Adapun contoh dari takdir ini misalnya kematian. Sebagaiman diketahui bahwa kematian juga barang tentu termasuk ketentuan Allah SWT.

Ketentuan demikian, tidak dapat diubah bahkan sebesar apapun ikhtiar manusia. Sebagaimana dalam dalil yang dalam firman Allah dalam Qs. An-nisa:78:

Artinya: “Dimana saja kamu berada,kematian akan mendapatkan kamu kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: ‘ini adalah dari sisi Allah’. Dan jika mereka ditimpa suatu bencana mereka mengatakan: ini (datangnya)dari sisi kamu (Muhammad). Katakanlah: semua (datang) dari sisi Allah. Maka mengapa orang-orang itu(munafiq) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun,” (An-nisa:78).

2. Takdir Mu’allaq

Yang dimaksud dengan Takdir Mu’allaq ialah takdir yang dapat berubah. Jika diatas tidak dapat diubah, untuk takdir mu’allaq ialah suatu ketentuan Allah yang disandarkan atas seberapa besar ikhtiar manusia.

Sehingga apabila ingin mengharapkan sesuatu maka berikhtiarllah. Oleh sebab itu, apabila kita ingin mengharapkan segala sesuatu atau memiliki impian, maka berusahalah yang sebesar-besarnya baik secara lahir (usaha) atau secara batin (do’a).

Contohnya seperti kekayaan dan kepandaian,kedua contoh tersebut bisa disandarkan atas usaha manusia (dengan cara berdo’a disertai usaha dan hasilnya di tawakal kan kepada Allah). Hal ini senada dengan dalil dalam firman Allah SWT:

Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada mereka sendiri. . .” (Qs. Ar-ra’du:11)

Pengertian Qadar, Macam, Dalil & Hikmah Iman Kepada Qadar (Foto: Artikelsiana.com)
Pengertian Qadar, Macam, Dalil & Hikmah Iman Kepada Qadar (Foto: Artikelsiana.com)

Iman Kepada Qadar Allah

Iman kepada qadar adalah membenarkan dengan keyakinan yang kuat bahwa semua yang terjadi meliputi perkara yang baik maupun buruk serta segala sesuatu merupakan qadha dan qadarnya Allah. Demikian ini sebagai dalil dalam Firman Allah dalam Qs. Al-Qamar: 49.

Artinya: “Sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran”. (Qs.Al-Qamar:49)

Iman kepada Qadar mencakup empat perkara. Adapun 4 perkara itu dapat dilihat dibawah ini:

  1. Beriman bahwa Allah maha mengetahui segala sesuatu, baik secara global maupun terperinci, baik berkenaan dengan perbuatanya, seperti mencipta, mengatur, menghidupkan atau mematikan. Semua itu telah diketahui oleh Allah, seperti dalam firman-Nya dalam QS. Ath-Thalaq ayat 12 yang artinya: “Allahlah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah mahakuasa atas segala sesuatu, dan ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu,” (Qs. Ath-Thalaq: 12).
  2. Beriman bahwa Allah menuliskan dalam Lauh Mahfuuzh, takdir segala sesuatu dari para makhluq, kondisi, dan rezekinya. Sehingga tidak berubah dan tidak pula diganti, tidak bertambah dan tidak pula berkurang kecuali dengan perintahnya. Landasan dari pendapat ini dapat ditinjau dari firman Allah SWT dalam QS Al-Hajj ayat 70 yang artinya: “Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan yang ada dibumi? Bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (lauh Mahfuuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah”. (Qs Al-Hajj: 70).
  3. Beriman bahwa semua yang ada tidak terjadi kecuali atas kehendak dan keinginan Allah, serta segala sesuatu terjadi karena keinginan Allah. Jika merujuk pada Al-Qur’an, hal ini dapat diketahui dari Qs. At-Takwir ayat 28-29 yang artinya: “Bagi siapa diantara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus, dan kamu tidak dapat menghendaki(menempuh jalan itu), kecuali apabila dikehendaki Allah, Rabb semesta alam,” (Qs. At-Takwir: 28-29).
  4. Beriman bahwa Allah pencipta segala sesuatu, tiada pencipta yang lain kecuali Dia. Demikian ini sebagaimana yang diterangkan dalam QS Az-Zumar ayat 62 yang artinya: “Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu” (Qs. Az-Zumar:62).

Hikmah Beriman Terhadap Takdir Allah

Berdasarkan dari banyaknya informasi yang dihimpun dan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hikmah atau makna yang dapat dipetik sebagai pelajaran dalam keberimanan terhadap takdir Allah SWT ialah terdapat 3 point. Adapun penjelasan dari ketiga point itu ialah:

1. Bersyukur

Syukur atas nikmat-Nya dan sabar ketika mendapat musibah. Demikian ini sebagaimana dalam dalil yang mana dalam firman Allah dalam Qs. Al-Nahl: 53 ialah:

Artinya: “Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah lah datangnya, dan apabila kamu ditimpa oleh kemudharatan hanya kepada nyalah kamu meminta pertolongan”. (Qs. An_Nahl: 53).

Sedangkan dalam dalil yang dalam firman Allah SWT yaitu Qs. Al-Ma’arij:19-23 dimana dalam artinya ialah: “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah dan apabila mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya”.

2. Selalu Berhati-Hati

Kita sebagai manusia harus selalu berhati-hati, bahwa apa yang kita dapatkan bisa saja akan memberikan dampak berpa azab. Demikian ini sebagaimana diterangkan dalam dalil yang dimana Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-A’raf ayat 39 yang artinya “Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga), tiada orang yang merasa aman dari azab Allah, kecuali orang yang merugi,” (Qs. Al-A’raf: 99)

3. Menghadapi Dengan Hati yang Tenang

Dalam menghadapi suatu masalah atau mendapatkan apapun seperti kabar gembira, kita dianjurkan untuk tidak membanggakan diri atau menyombongkan segala sesuatu sebab hal itu merupakan dari Allah SWT, merupakan suatu Qadar. Demikian ini bukan tanpa dasar, telah tertulis dalam dalil Q.S. Al-Hadid ayat 22-23 yang mengartikan “Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada irimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (lauh mahfuuz) sebelum kamu menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berdukacita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikannya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri” (Qs. Al-Hadiid: 22-23).

Demikianlah informasi mengenai Pengertian Qadar, Macam, Dalil & Hikmah Iman Kepada Qadar. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Sekian dan terima kasih. Salam berbagi teman-teman. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *