Pengertian Mutu, Hakikat, Contoh & Pentingnya Mutu – Mutu adalah ukuran relatif dari kebendaan. Mendefinisikan atau pengertian mutu dengan tujuan kebendaan sangat umum. Sehingga pada hakikatnya tidak menawarkan makna operasional.
Jika dikaitkan secara oprasional dikenal mutu produk atau jasa. Maksud dari ini adalah sesuatu yang memenuh/melebihi ekspektasi pelanggan.
Pada hakikatnya, mutu ialah kepuasan pelanggan. Ekspektasi pelanggan dapat dijelaskan berdasarkan atribut-atribut mutu atau hal yang sering disebut dengan dimensi mutu.
Oleh sebab itu, mutu produk/jasa adalah sesuatu yang memenuhi/melebihi ekspektasi pelanggan dalam 8 dimensi mutu.
4 dimensi pertama menggambarkan atribut-atribut mutu penting, akan tetapi sulit mengukurnya.
Selain itu, terdapat hubungan yang erat antara mutu produk dan pelayanan, kepuasan pelanggan, dan profitabilitas perusahaan.
Sebab dengan semakin tinggi level mutu akan dapat menyebabkan semakin tingginya kepuasan pelanggan, yang juga mendukung harga yang lebih tinggi.
Daftar Isi
Pengertian Mutu
Secara etimologi, yang dimaksud dengan kata “Mutu” sebenarnya berasal dari bahasa inggris, yang dikenal dengan “Quality“. Ketika diartikan dikenal dengan “kualitas“.
Berdasarkan dari hal ini, maka pengertian mutu adalah sebuah hal yang berhubungan dengan gairah dan harga diri.
Dengan keberadaannya, mutu menjadi pandangan atau indikator sebagai nilai tertinggi dari produk atau jasa.
Sedangkan jika dikatikan dengan mutu pendidikan, maka arti dari atau pengertian Mutu pendidikan adalah kualitas/ukuran baik/buruk suatu proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang/kelompok dalam usaha mendewasakan manusia untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dengan upaya bimbingan pengajaran dan pelatihan.
1. Pengertian Mutu Menurut Philip B. Crosby
Menurut Crosby yang mengatakan bahwa mutu ialah kesesuaian terhadap persyaratan, misalnya jam tahan air, sepatu yang tahan lama atau dokter yang ahli. Ini merupakan pentingnya melibatkan setiap orang pada proses dalam organisasi.
2. Pengertian Mutu Menurut W. Edwards Deming
Menurut Deming yang berpendapat bahwa arti dari mutu adalah pemecahan masalah untuk mencapai penyempurnaan secara terus-menerus.
3. Pengertian Mutu Menurut Joseph M. Juran
Menurut Juran yang mengatakan bahwa definisi mutu adalah kesesuaian dengan penggunaan, contohnya sepatu yang dirancang untuk olahraga/sepatu kulit yang dibuat untuk ke kantor. Pendekatan Juran adalah orientasi pada pemenuhan harapan pelanggan.
4. Pengertian Mutu Menurut K. Ishikawa
Menurut Ishikawa yang mengatakan bahwa pengertian mutu adalah kepuasan pelanggan. Sehingga setiap bagian proses dalam organisasi mempunyai pelanggan.
Kepuasan pelanggan internal akan menyebabkan kepuasan pelanggan organisasi.
5. Pengertian Mutu Menurut Armand V. Geigenbaum
Menurut Armand V. Feigenbaum (1989: 7) mendefinisikan bahwa arti mutu adalah keseluruhan gabungan karakteristik produk dan jasa dari pemasaran rekayasa, pembikinan dan pemeliharaan yang membuat produk dan jasa yang difungsikan untuk memenuhi harapan-harapan pelanggan.
6. Pengertian Mutu Menurut Supriono
Sedangkan menurut Supriono (2002: 377) yang mengartikan bahwa definisi mutu adalah tingkat baik buruknya sesuatu. Mutu dapat didefinisikan sebagai tingkat keunggulan. Jadi mutu adalah ukuran relatif kebaikan. Secara operasional, produk bermutu adalah produk-produk yang memenuhi harapan pelanggan.
Tidak hanya definisi dan penjelasan diatas, apabila mutu dikaitkan dalam pandangan institusi, mutu adalah agenda utama dan meningkatkan mutu sebagai tugas penting.
Walaupun demikian, terdapat sebagian orang yang mengira bahwa mutu sebagai sebuah konsep yang penuh dengan teka-teki, membingungkan dan sulit untuk diukur dan bahkan kerap diartikan bertentangan dengan mutu dalam pandangan orang lain,
Sehinggga tidak aneh apabila ada dua pakar yang tidak mempunyai kesimpulan sama mengenai cara menciptakan institusi yang baik.
Suatu konsep yang absolut, mutu sama halnya dengan sifat baik, cantik dan benar, merupakan suatu idealisme yang tidak dapat dikompromikan.
Dalam definisi absolut, sesuatu yang bermutu ialah bagian dari standar sangat tinggi yang tidak dapat diunggulii.
Produk-produk bermutu adalah sesuatu yang dibuat dengan sempurna dan dengan biaya yang mahal.
Mutu dalam pengertian relatif bukanlah suatu sebutan untuk suatu produk atau jasa, akan tetapi pernyataan bahwa suatu produk atau jasa telah memenuhi persyaratan/kriteria, atau spesifikasi yang ditetapkan.
Produk atau jasa tersebut tidak harus terbaik, tetapi telah memenuhi standar yang ditetapkan.
Mutu dalam pengertian relatif mempunyai 2 aspek. Aspek yang pertama ialah mutu yang di ukur dan di nilai menurut persyaratan kriteria dan spesifikasi (standar-standar) yang telah ditetapkan lebih dahulu.
Sedangkan untuk aspek yang kedua adalah konsep ini mengakomodasi keinginan konsumen/pelanggan, sebab didalam penetapan standar produk dan atau jasa yang akan dihasilkan memperhatikan syarat-syarat yang dikehendaki pelanggan, dan perubahan-perubahan standar antara lain juga didasarkan atas keinginan konsumen atau pelanggan, bukan semata-mata kehendak produsen.
Jenis-Jenis Mutu
Diketahui terdapat tiga jenis mutu. Hal itu sebagaimana yang disampaikan oleh Leviene Ramsey dan Berenson (Atkinson,et al.,1995: 48). Adapun 3 jenis mutu menurutnya ialah:
1. Quality of Design (Mutu Rancangan)
Yang dimaksud dengan mutu jenis ini adalah mutu yang memiliki fungsi dari berbagai spesifikasi produk. Mutu rancangan berbeda-beda antara produk yang satu dengan juga yang lain.
2. Quality of Conformance (Mutu Kesesuaian)
Sedangkan arti dari Mutu kesesuaian adalah ukuran tentang bagaimana mutu produk dapat memenuhi berbagai persyaratan/spesifikasi yang telah dibuat. Sehingga tingkat optimal dicapai pada tingkat kesesuaian 100%.
3. Quality of Performance (Mutu Kinerja)
Untuk jenis mutu yang ketiga yaitu Mutu kinerja merupakan mutu yang mengacu pada aspek kemampuan perusahaan mempertahankan tingkat kesesuaian dalam jangka panjang.
Walaupun demikian dengan ketiga jenis mutu diatas, ternyata Supriono hanya mengakui dua dari tiga jenis mutu. Adapun dua jenis mutu yang diakui oleh Supriono (2002: 377), yakni : Mutu Rancangan (Quality of design), Mutu Kesesuaian (Quality of Conformance)
Faktor yang Mempengaruhi Mutu
Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi mutu atau kualitas, terdapat ahli seperti Feigenbaum. Menurut Feigenbaum (1989:54-56) yang mengatakan bahwa mutu produk dan jasa secara langsung dipengaruhi oleh sembilan faktor, yaitu:
1. Market (Pasar)
Jumlah produk baru dan lebih baik yang ditawarkan di pasar terus tumbuh pada laju eksplosif. Pasar menjadi lebih luas ruang lingkupnya dengan menyediakan produk yang lebih baik, dan secara fungsional lebih terspesialisasi di dalam barang dan jasa yang ditawarkan.
2. Money (Uang)
Meningkatnya persaingan di dalam banyak bidang bersamaan dengan fluktuasi ekonomi dunia telah menurunkan batas marjin laba.
Bersamaan dengan itu, kebutuhan akan otomatisasi memaksa perusahaan mengeluarkan biaya besar untuk investasi peralatan.
Diketahui dalam biaya mutu itu terikat dari pemeliharaan dan perbaikan mutu perlu diturunkan untuk memperbaiki laba.
3. Management (Manajemen)
Tanggung jawab atas mutu produk yang sebelumnya ada pada mandor dan teknisi, kini telah didistribusikan kepada para manajemen sesuai dengan bidang-bidang yang telah ditentukan.
Adapun contohnya, kini manajemen pemasaran memiliki tugas untuk membuat persyaratan produk, yang diketahui dulu merupakan tugas mandor.
4. Man (Manusia)
Bertumbuhnya pengetahuan dan penciptaan bidang-bidang baru telah menciptakan hadirnya suatu permintaan yang besar akan pekerja dengan pengetahuan yang khusus.
Demikian ini dapat menciptakan permintaan akan ahli teknik sistem untuk bersama-sama dalam merencanakan, menciptakan, dan mengoperasikan sistem yang dapat menjamin hasil yang dinginkan.
5. Motivation (Motivasi)
Penelitian motivasi manusia untuk menampilkan bahwa sebagai tambahan hadiah uang, para pekerja masa kini membutuhkan sesuatu untuk memperkuat rasa keberhasilan di dalam pekerjaan mereka dan pengakuan yang positif bahwa secara pribadi untuk memberikan sumbangan atas tercapainya tujuan perusahaan.
6. Materials (Bahan)
Para ahli teknik memperketat spesifikasi dan keanekaragaman bahan daripada sebelumnya untuk menekan biaya produksi dan memenuhi persyaratan mutu.
7. Machines and Mechanization (Mesin dan mekanisasi)
Usaha untuk mencapai penurunan biaya dan volume produksi untuk memuaskan pelanggan dalam pasar yang bersaing ketat telah mendorong upaya dalam penggunaan perlengkapan pabrik yang lebih rumit dan jauh lebih bergantung pada mutu bahan yang dimasukkan ke dalam mesin itu.
Mutu yang baik menjadi sebuah faktor yang kritis untuk memelihara waktu kerja mesin sehingga fasilitasnya dapat dimanfaatkan sepenuhnya.
8. Modern Information Methods (Metode Informasi Modern)
Evolusi teknologi yang cepat telah membuka adanya kemungkinan dalam mengumpulkan, menyimpan, mengambil kembali, dan memanipulasi adanya informasi pada skala yang tidak terbayangkan sebelumnya.
Hal tersebut memberi kemampuan untuk memberikan informasi yang lebih bermanfaat, akurat, tepat waktu dan ramalan yang mendasari keputusan bisnis masa depan.
9. Mounting Product Requirements (Persyaratan Proses Produksi)
Meningkatnya kerumitan dan persyaratan prestasi yang lebih tinggi bagi produk telah menekankan pentingnya keamanan produk.
Perhatian yang konstan harus diberikan untuk meyakinkan bahwa tidak ada faktor yang diketahui atau tidak diketahui, memasuki proses untuk menurunkan keterandalan komponen atau sistem.

Pentingnya Pengendalian Mutu
Menurut Dorothea (1999:35) bahwa diperlukan pengendalian mutu untuk dapat berkembang dan menciptakan kestabilan sebab mutu sangatlah penting bagi perusahaan karena dapat mempengaruhi beberapa hal. Adapun yang dimaksud dalam hal itu menurut Dorothea ialah:
1. Reputasi perusahaan
Perusahaan atau organisasi yang telah menghasilkan suatu produk dan jasa yang bermutu akan mendapat predikat sebagai organisasi yang mengutamakan mutu.
Oleh karena itu, perusahaan atau organisasi itu dikenal oleh masyarakat luas dan mendapat nilai “lebih” di mata masyarakat. Karena nilai “lebih” itulah maka perusahaan atau organisasi tersebut dipercaya oleh masyarakat.
2. Penurunan biaya
Dalam paradigma lama, untuk menghasilkan suatu produk bermutu selalu membawa dampak pada peningkatan biaya.
Suatu produk yang bermutu seslalu identik dengan harga mahal. Hal ini jelas terjadi karena penghasil produk atau jasa tersebut masih menganut paradigama lama, dan membuat produk dan jasa dengan tidak melihat kebutuhan konsumen.
Produk yang dihasilakan tersebut dibuat sesuai dengan kemampuan perusahaan, sehingga standar mutu yang digunakan juga hanya ditetapkan oleh pihak perusahaan.
Kondisi demikian membuat produk dan jasa yang dihasilkan tidak laku terjual karena konsumen tidak menginginkannnya.
Sementara paradigm baru mengatakan bahwa untuk menghasilkan produk atau jasa yang bermutu perusahaan atau organisasi tidak perlunya mengeluarkan biaya tinggi.
Hal ini disebabkan perusahaan atau organisasi tersebut berorientasi pada costumer satisfaction, yaitu dengan mendasarkan jenis, tipe, waktu dan jumlah produk yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan.
Dengan demikian tidak ada pemborosan yang terjadi dan harus dibayar mahal oleh perusahaan atau organisasi tersebut.
Sehingga pendapat bahwa “quality has no cost” dapat dicapai dengan tidak menghasilkan produk dan jasa yang tidak dibutuhkan pelanggan.
3. Peningkatan Pangsa Pasar
Pangsa pasar akan meningkat bila minimalisasi biaya tercapai, sehingga harga dapat ditekan namun mutu tetap terjadi yang terutama.
Hal-hal inilah yang mendorong konsumen untuk membeli dan membeli produk atau jasa tersebut sehingga pangsa pasar meningkat.
4. Pertanggungjawaban Produk
Dengan semakin meningkatnya mutu produk atau jasa yang dihasilkan, maka organisasi atau perusahaan akan Nampak semakin bertanggungjawab terhadap design, proses dan pendistribusian produk tersebut untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan.
Selain itu, pihak perusahaan atau organisasi tidak perlu lagi mengeluarkan biaya yang begitu besar hanya untuk memberikan jaminan terhadap produk atau jasa yang ditawarkan tersebut.
5. Dampak internasional
Bila kita mampu menawarkan produk atau jasa bermutu, maka selain dikenal di pasar lokal, produk atau jasa yang kita tawarkan juga akan dikenal dan diterima di pasar internasional.
Hal ini akan menimbulkan kesan yang baik terhadap perusahaan atau organisasi yang menghasilakjan produk atau menawarkan jasa yang bermutu tersebut.
6. Penampilan Produk dan Jasa
Mutu akan membuat produk atau jasa dikenal, dan hal ini akan membuat perusahaan atau organisasi yang menghasilkan produk atau menawarkan jasa juga dikenal dan dipercaya masyarakat luas.
Dengan demikian tingkat kepercayaan pelanggan dan masyarakat Biaya umumnya akan bertambah dan organisasi atau perusahaan tersebut akan lebih dihargai.
Hal ini akan menimbulkan fanatisme tertentu dari para konsumen produk apapun yang ditawarkan oleh perusahaan atau organisasi tersebut.
7. Mutu yang dirasakan
Persaingan yang saat ini bukan lagi masalah harga melainkan mutu produk. Hal inilah yang mendorong konsuimen untuk mau membeli produk atau barang dengan hatga tinggi namun bermutu tinggi pula.
Tetapi mutu mempunyai banyak dimensi yang bersifat subyektif. Sebagai produsen kita dituntut untuk mampu memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan dan mampu menerjemahkan apa yang menjadi kebutuhan dan harapan mereka.
Oleh karena itu, apa yang dimaksud dengan mutu bukan hanya mutu produk itu sendiri, melainkan mutu secara menyeluruh.
Demikianlah informasi mengenai Pengertian Pengertian Mutu, Hakikat, Contoh & Pentingnya Mutu. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua sekian dan terima kasih. Salam berbagi teman-teman.