Mengapa Singapura Yang Miskin SDA Mampu Menjadi Negara Yang Maju



Sebagai negara yang berada di ujung selatan Semenanjung Malaya, atau 137 km dari utara khatulistiwa dan terpisah dari Malaysia di selat Johor utara, dan kepulauan Riau dengan Selat Singapura selatan, membuat letak geografis negara singapura strategis yang membuatnya pernah menjadi pangkalan militer Inggris pada masa Perang Dunia II dan menjadi kota pelabuhan dagang.

Sebelum bernama Singapura, negara ini bernama Temasek. Dalam arti Jawa, temasek diartikan sebagai Kota Laut. Setelah lepas dari penjajahan Inggris, berganti nama menjadi Singapura yang dalam baha Melayu berarti Kota Singa. Negara yang dihuni oleh etnis China, India, Melayu, dan banyak keturunan Asia, dan Kaukasoi.

Dengan negara yang laus wilayah yang sempit dan Sumber Daya alam yang kurang, singapura ternyata adalah negara maju di kawasan Asia Tenggara. Hal itu sehingga negara ini bergelar sebagai negara pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia dengan pertumbuhan PDB 17,9% pada pertengahan 2010 setelah berkurang -6,8% pada kuartal VI tahun 2009. Selain itu, sebagai peringakt 1 dalam Indeks Kualitas Hidup dan merupakan terbaik di Asia dan peringkat 11 di dunia.

Apabila dibandingkan dengan Indonesia, sangatlah jauh dan mengangetkan. Sebab Indonesia memiliki luas wilayah yang luas, baik darat maupun laut sumber daya alam seperti hasil laut, hasil hutan, pertambangan, pertanian, dan lain sebagainya yang melimpah sedangkan Singapura dengan Sumber Daya Alam yang sedikit malah berstatus sebagai negara maju.



Melihat hal ini, dapat dikatakan bahwa Singapura berhasil membangun negaranya menjadi maju tanpa harus perlu bergantung dengan kekayaan alam semata. Dengan mengandalkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas walaupun penduduk sedikit, mampu membangun negara menjadi makmur dibandingkan Indonesia.



Mengapa Singapura Yang Miskin SDA Mampu Menjadi Negara Yang Maju

mengapa-singapura-yang-miskin-sda-mampu-menjadi-negara-yang-maju

Majunya Singapura, tidak lepas dari buah tangan sosok besar Lee Kuan Yew. Sebagai pemimpin yang dikenal otoriter yang mempertahankan kekuasaan 7 periode berturut-turut dari 1963, 1968, 1972. 1976, 1980, 1984, dan 1988. Pada tahun 1961, Perdana Menteri Malaysia membentuk federasi dari banyak negara diantaranya Federation of Malaya, Kalimantan Utara (sekarang Sabah), Singapore, Brunei, dan Sarawak.



Namun pada tahun 1965, singapura memutuskan keluar sebab tidak terdapat kecocokan dan saat itu negara ini berstatus negara kecil dengan ekonominya masih setara dengan Chile, Argentina, dan Mexico. Namun pada saat ini, pendapatan perkapita Singapura telah lima kali lebih banyak dari negara-negara tersebut dan bahkan lebih dari pada itu.

Hal itu tidak menyurutkan semangat Lee Kuan Yew. Menurutnya yang paling utama adalah tekad dan kerja keras dari rakyatnya sehingga tidak heran jika memimpin dengan sistem pemerintahan yang otoriter demi mencapai tujuan-tujuan negaranya.

Dengan penerapan bina bangsa (nation building) dan orientasi pembangunan pada pertumbuhan ekonomi. Penerapan ini, maka semangat nasionalisme dapat tertanam secara kuat dalam diri rakyatnya sehingga tidak terdapat konflik-konflik karena perbedaan etnis, agama, ataupun bahasa, sehingga diharapkan rakyat akan tetap terintegrasi dan memunculkan kestabilan untuk mendukung pemerintah.

Selain itu, penerapan orientasi pembangunan pada pertumbuhan ekonomi yang diharapkan dengan kebijakan publik yang rasional dan selalu memikirkan efisiensi dan efektivitasnya.

Bisa disebutkan bahwa pemerintah Singapura, adalah otoriter. Otoriter dalam bekerja, bersikap, disiplin dan membangun kemajuan bangsa. Sehingga bagi beberapa rakyatnya yang tidak berpikir dan tidak menjalakan hal itu, akan mendapatkan hukuman. Inilah juga yang membuat kehidupan ekonomi politik di Singapura stabil.

Sebagai pemerintah yang mengandalkan Sumber Daya Manusia, Singapura sadar betul untuk menerapkan sistem yang berorientasi pada minat dan bakat siswa sehingga mampu mengembangkan potensi para siswanya. Dengan bahasa pengantarnya yang multibahasa (bahasa Inggris, Melayu, Mandarin, dan Tamil) dan kurikulum pendidikan di Singapura berorientasi pada semangat wirausaha yang penting untuk inovasi, kreasi, juga kemampuan berkompetisi para siswanya.

Silabus dan kurikulum selalu dievaluasi dan menyisipkan sesuatu yang baru sehingga pendidikan dan pengetahuan siswanya di sana selalu up to date. Bahkan pemerintah Singapura, menyediakan pelatihan kerja yang banyak dan profesional agar keterampilan siswa yang lulus itu semakin meningkat untuk siap dalam dunia kerja.

Dengan pendidikan yang maju dan berstatus negara maju, ternyata singapura tidak menekankan biaya pendidikan yang tinggi atau mahal, namun memberikan keringanan bagi warga yang tidak memiliki biaya dengan memberikan beasiswa.

Tidak cukup dengan kurikulum, pelatihan dan beasiswa yang banyak, hal itu juga dibarengi dengan penyediaan tenaga pengajar atau guru yang berkualitas. Dengan memberikan gaji bagi guru dan dosen yang tinggi, membuat peminat guru sangat besar, dengan kualifikasi yang tinggi, sehingga banyak guru sampai di luar negeri yang ingin bekerja di Singapura.

Berdasarkan dari penjelasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa walaupun Lee Kuan Yew adalah seorang diktator dengan berkuasa cukup lama, namun tidak membuatnya korup dan mementingkan pribadi malahan menjadi sosok yang sederhana, bersih, jujur , bahkan hal itu ia mampu menjadikan negara Singapura sebagai negara Maju walaupun memiliki keterbatasan Sumber Daya Alam.

Kesimpulan: Mengapa Singapura yang Miskin akan Sumber Daya Alam Mampu Menjadi Negara Yang Maju

Mengapa Singapura yang Miskin akan Sumber Daya Alam Mampu Menjadi Negara Yang Maju

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disebutkan bahwa alasan mengapa singapura menjadi negara maju walau dengan keterbatasan Sumber Daya Alam, dapat dilihat dibawah ini:

  1. Bersikap otoriter untuk menciptakan kestabilan sosial politik dan mencegah konflik dari banyak etnis sebab demokrasi bisa dipakai apabila warganya berpendidikan.
  2. Penerapan bina bangsa (nation building) untuk menanamkan semangat nasionalisme dan sikap disiplin dan bekerja keras untuk negara.
  3. Orientasi pembangunan pada pertumbuhan ekonomi
  4. Berfokus pada peningkatan pendidikan atau Sumber Daya Manusia
  5. Berorientasi pada minat dan bakat siswa sehingga mampu mengembangkan potensi para siswanya
  6. Memperhatikan pendidikan warga negaranya dengan menyediakan silabus dan kurikulum up to date atau terbaru dan mengevaluasi setiap warganya.
  7. Memberikan pelatihan kerja yang profesional bagi lulusan para pelajar di Singapura.
  8. Memperhatikan kesejahteraan guru dan dosen sehingga mampu meningkatkan motivasi kerja untuk menghasilkan kualitas yang sesuai dalam mengajar.

Demikianlah informasi mengenai Mengapa Singapura yang Miskin akan Sumber Daya Alam Mampu Menjadi Negara Yang Maju. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Sekian dan terima kasih. Salam berbagi teman-teman

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *