Stigma Masyarakat Tentang Virus Corona – Sebagaimana yang diketahui bersama bahwa, wabah Corona menjadi perbincangan hangat dari banyak media. Baik itu media nasional maupun internasional, demikian ini terjadi karena dampak dari virus Corona yang asal muasalnya dari China sangatlah mengerikan.
Virus Corona sangat sulit diidentifikasi karena gejala virus corona atau tanda-tanda virus corona ini tidaklah jauh dengan penyakit biasa dan yang lainnya sehingga untuk mengidentifikasi kebanyakan dilakukan terlambat.
Begitu pula di Indonesia, terlebih saat ada pemberitaan beberapa WNI positif mengidap Corona. Bahkan ironisnya data dan kronologis pasien tersebar luas di media. Virus corona yang menyerang beberapa orang telah menimbulkan stigma di masyarakat.
Tak sedikit yang menganggap bahwa orang-orang positif COVID-19 sebagai biang masalah sehingga banyak lontaran negatif yang diberikan. Menurut tim pakar gugus tugas penanganan COVID-19, Prof Wiku Adisasmito, begitu nama pasien yang positif Virus Corona diketahui publik, tidak sedikit yang menganggap bahwa COVID-19 terjadi karena perilaku negatif.
Maka dari itu, Prof WIku Adisasmito dalam konfrensi persnya di BPNP Jakarta, pada 18 Maret 2020 untuk menanggapi secara bijak dengan mengatatakan bahwa Corona virus bukanlah dari kegiatan negatif sehingga tetap tenang, tidak usah panik serta selalu waspada.
Hal itu melihat dari apa yang dinyatakan dan dirasakan oleh pasien yang telah sembuh atau dari yang positif corona menjadi negatif corona. Pasien ini lantas muncul didepan publik setelah menjalani perawatan yang panjang.
Mencuatnya namanya, membuat banyak masyarakat memberikan stigma tentang dirinya terkena virus corona. Hal itu membuat Sulianti Soro saat dalam konferensi pers yang digelar di RSPI (Rumah Sakit Penyakit Infeksi) pada Senin, 16 Maret 2020. Menurutnya bahwa bagaimana menanggapi stigma masyarakat terhadap virus corona sangatlah penting, karena dirinya merasa tertekanan saat menghadapi hal itu.
Olehnya itu, ia meminta kepada masyarakat untuk membantu setiap korban dari virus corona atau pasien dari virus corona untuk tidak menanggapi hal itu dengan memberikan stigma negatif, melainkan dengan membantu dirinya dan pasien lainnya dengan dukungan moral agar dapat meningkatkan mental pasien dari virus corona untuk cepat sembuh.
Stigma masyarakat ini lahir terhadap virus corona tiada lain tiada bukan karena pengaruh lingkungan yang mendorong seseorang untuk berprasangka, berperilaku. Dampak yang dirasakna adalah hilangnya motivasi, penarikan diri dari kehidupan sosial, menghindari pekerjaan.
Stigma masyarakat terkait virus corona ini muncul di masyarakat karena jumlah pasien positif Virus Corona di Indonesia per Jumat pada 20 Maret 2020 yang bertambah menjadi 369 orang. Sebanyak 32 orang di antaranya meninggal dunia, dan 17 orang dinyatakan sembuh. Peningkatan terhadap virus corona disebutkan terus bertambah parah.
Apalagi dengan banyaknya daerah besar yang terkan virus corona seperti DIY (4), DKI Jakarta (215), Jawa Barat (41), Jawa Tengah (12), Jawa Timur (15), Kalimantan Barat (2), Kalimantan Timur (10), Bali (4 kasus), Banten (37), Kalimantan Tengah (2), Kepulauan Riau (4). Selain itu juga daerah seperti Sulawesi Tenggara (3), Sulawesi Selatan (2), Lampung (1), Sulawesi Utara (1), Sumatera Utara (2), Riau (1), serta dalam proses investigasi 13 kasus.
Melihat dari jumlah kasus yang terjangkit virus corona yang semakin besar, maka kasus yang mendapatkan stigma masyarakat karena dirinya terkena virus Corona pasti akan bertambah besar. Olehnya itu ditubuhkan cara menanggapi stigma secara bijak saat ada yang terkena virus corona.
Menanggapi Secara Bijak Saat Ada Stigma di Masyarakat Tentang Virus Corona Adalah?
Sebab siapa yang akan mengetahui bahwa dari stigma ini membuat korban meras frustasi dan akhirnya memilih untuk mengakhiri hidupnya. Olehnya itu, dibutuhkan penanganan yang serius dan sosialisasi kepada masyarakat untuk bagaimana harus menanggapi secara bijak saat ada stigma di masyarakat tentang virus corona.
Stigma dalam pertanyaan topik pada kali ini terkait virus corona lebih mengarah kepada pandangan negatif masyarakat tentang adanya virus Corona atau COVID-19.

Pandangan atau pikiran negatif ini yang seringkali menimbulkan sikap acuh, tidak percaya, tidak mengikuti arahan, dan bahkan cenderung abai terhadap aturan. Adapun jawaban bagaimana harus menanggapi secara bijak saat ada stigma di masyarakat tentang virus corona adalah:
- Mengajak masyarakat khususnya anggota keluarga terdekat mengikuti pencegahan penyebaran virus corona dibandingkan memberikan stigma.
- Mempercayai anjuran pemerintah dan berbagai aparat dan lembaga medis yang telah bertugas di tengah wabah virus Corona
- Memberikan pemahaman yang mudah dimengerti tentang bahaya virus corona bagi kesehatan agar saling menjaga diri.
- Menjaga diri tetap tenang dengan cara mencuci tangan, menjaga kebersihan dibandingkan sibuk untuk takut.
- Selain itu, virus corona ini mudah menyerang tubuh yang daya tahan tubuhnya rendah, maka masyarakat harus menjaga dirinya agar tetap mengkonsumsi makanan bergizi.
- Menjelaskan gejala-gejala penyebaran virus corona kepada masyarakat.
- Melibatkan tokoh-tokoh masyarakat yang mempunyai peran dan status penting agar arahan lebih ditanggapi.
- Bisa juga tidak keluar sementara dengan mempersiapkan bahan makanan dan peralatan lainnya.
Demikianlah informasi mengenai topik yang berjudul Menanggapi Secara Bijak Stigma Masyarakat Tentang Virus Corona Adalah?. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Sekian dan terima kasih. Salam berbagi teman-teman.