Kenapa Nabi & Rasul dari Manusia, Kok Bukan Malaikat? Ini Hikmahnya



Hikmah Diutusnya Nabi dan Rasul – Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa Nabi dan Rasul diberikan tugas oleh Allah SWT untuk memberikan keadilan dikehidupan sekitarnya.

Ada juga yang diberikan keajaiban berupa mukjizat yang sungguh memukau para manusia. Seperti nama-nama nabi dan rasul dalam kitab kuning ‘Aqiqah Al-Awwam’ dari karya yang dibuat Sayyid Ahmad Al-Marzuki Al-Maliki yang ditulis sekitar tahun 1258.

Dalam kitab itu yang telah lama menjelaskan mengenai jumlah Nabi dan Rasul yang kurang familiar dan bahkan Al-Qur’an tidak pernah menyebutkkannya.

Walaupun demikian, namun perlu diketahui bersama adalah dengan jumlah 25 orang saja. Macam-macam nabi dan rasul itu ialah Nabi Adam, Idris, Nuh, Hud, Sholeh, Ibrahim, Luth, Ismail, Ishaq, Ya’qub, Yusuf, Ayyub, Syuaib, Harun, Musa, Ilyasa’, Dzulkifli, Dawud, Sulaiman, Ilyas, Yunus, Zakaria, Yahya, Isa dan Toha (Muhammad SAW).



Selain itu, untuk nama yang diberikan julukan Rasul atau Ulul Azmi ialah Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan Muhammad.



Namun perlu diketahui bersama, bahwa antara nabi dan rasul tidaklah sama, melainkan memiliki perbedaan.



Menurut Al-Qur’an Allah telah mengirimkan banyak nabi kepada umat manusia. Seorang rasul mempunyai tingkatan lebih tinggi. Hal itu lantaran dapat menjadi pimpinan ummat, Sedangkan nabi tidak harus menjadi pimpinan.

Mereka dikatakan mempunyai tingkatan tertinggi dikalangan rasul. Rasul yang terbanyak diutus oleh Allah ialah kepada Bani Israel, berawal dari Musa, berakhir pada Isa, dan Muhammad di antara keduanya terdapat seribu nabi.

Namun, diantara kita semua, apakah tidak ada yang menanyakan seputar mengapa sih Nabi dan Rasul hanya diberikan oleh manusia, kenapa bukan malaikat yang diberikan tugas itu.

Sedangkan jika melihat ketawaan malaikat dan dari segi usia ciptaan, malaikat lebih dulu dan dapat dikatakan lebih mampu untuk menjalankan perintah Allah SWT.

Sebagaimana yang diketahui bahwa Malaikat Allah memiliki jumlah yang banyak. Walaupun, menurut pandangan Al-Marzuqy dimana yang wajib untuk diketahui adalah berjumlah 10 orang.

Nama-nama malaikat itu dan tugasnya ialah Jibril (menyampaikan wahyu), Mikail (menurunkan hujan), Isrofil (meniup terompet), Izrail (pencabut nyawa), Munkar dan Nakir (bertanya kepada manusia yang telah meninggal di alam kubur), Rakib dan Atid (pencatat amal baik dan buruk manusia), Ridwan (penjaga Surga) dan Malik (penjaga neraka).

Mungkin muncul pertanyaan, mengapa Allah Swt mengutus nabi dan rasul dalam wujud manusia dan mereka dapat melakukan apa yang dilakukan manusia?. Apakah ada hikmah di balik ini semua dibalik pengangkan nabi dan rasul itu dari golongan manusia?..

Ternyata hal itu dapat diketahui berdasarkan dari pendapat Imam Muhammad bin Yusuf as-Sanusi al-Asy’ari dalam kitabnya Ummul al-Barohin.

Kenapa Nabi & Rasul dari Manusia, Kok Bukan Malaikat? Ini Hikmahnya ((Foto: Artikelsiana.com)
Kenapa Nabi & Rasul dari Manusia, Kok Bukan Malaikat? Ini Hikmahnya ((Foto: Artikelsiana.com)

Menurutnya, terdapat beberapa poin hikmah kenapa nabi dan rasul diutus dalam wujud manusia. Adapun penjelasan menurut Imam Muhammad bin Yusuf as-Sanusi Al-Asy’ari ialah:

Pertama, Menghibur Diri dengan Keadaan Para Nabi

Apabila manusia diberi suatu cobaan, maka terlebih dahulu berkaca seberapa besar dan berat cobaan yang didapatkan oleh para nabi seperti berupa cobaan sakit, mempunyai harta yang sedikit, diganggu oleh orang lain, dsb.

Sehingga kita dapat untuk menghibur diri dan membuat kita untuk terus bersabar dan tidak sedih dengan cobaan yang Allah Swt berikan kepada kita.

Kedua, Penetapan Hukum dan Pedoman

Contohnya, semua hal yang ada pada diri Nabi Muhammad SAW. Saat Rasulullah Saw pernah minum dalam keadaan berdiri disela-sela keistiqomahannya minum dalam keadaan duduk.

Demikian ini menggambarkan bahwa minum dalam keadaaan berdiri adalah hukumnya makruh.

Dari perbuatan para Nabi Muhammad SAW yang bersifat manusiawi, maka kita sebagai umatnya dapat memahami segala beluk keseharian Rasulullah dalam hal-hal dasar seperti makan, minum, bergaul dengan sesama, dsb, sehingga kita bisa mencontohnya dalam kehidupan sehari-hari kita.

Ketiga, Melipat Gandakan Kebaikan Didapatkan oleh nabi dan rasul

Selama mengemban tugas di jalan Allah, para nabi dan rasul diberikan suatu ganjaran kebaikan oleh Allah SWT.

Saat itu nabi mengalami sakit, maka ganjaran yang ia dapatkan akan dilipat gandakan. Sebagaimana kita ketahui, sakit adalah sesuatu yang lazim di alami manusia.

Keempat, Peringatan Untuk Tidak Sibuk Dengan Dunia 

Kita juga dapat berkaca pada semua nabi yang berpaling dari bersibuk diri dengan dunia dan menjauhkan diri dari kenikmatannya dan bersungguh-sungguh ke jalan Allah SWT.

Maka kita akan berkata, “Seorang nabi yang ia juga manusia, tidak sibuk dengan dunia dan terjerumus kedalam kenikmatanya. Mengapa kita yang juga manusia tidak melakukan yang demikian juga?”.

Demikianlah informasi Kenapa Nabi & Rasul dari Manusia, Kok Bukan Malaikat? Ini HikmahnyaSemoga informasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Sekian dan terima kasih. Salam Berbagi Teman-Teman. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *