Isi Perjanjian Saragosa Melerai Konflik Spanyol dan Portugis – Christoper Columber ialah seorang penjelajah yang menemukan benua Amerika tahun 1492. Berkebangsaan Portugis telah berpetualang sejak umur 14 tahun. Bersama dengan Bartolomeu Diaz mencapai Afrika dan berdagang dengan bangsa China sampai mendapatkan emas, sutra, rempat yang dijual di Eropa dengan harga mahal.
Akan tetapi, ia belum berpuas dengan pencapaian itu, sebab Columber berpikir bahwa terdapat rute menuju Asia dengan melalui jalur barat, akan tetapi tidak mengetahui bahwa terdapat benua Amerika yang menghalangi jalan menuju Asia.
Atas alasan itu, Columbus menyampaikan ide ke Raja Portugis yaitu Raja John untuk berdagang menuju Asia. Mengambil langkah cepat, Columbus kemudian pindah ke Spanyol agar disetujui oleh Raja Spanyol hingga ia menuju ke pengadilan dan menerangkan rencananya.
Namun hal itu tidak langsung disetujui, barulah pada akhir tahun 1492 dari Ferdinand II dan Isabella bersepakat untuk membiayai perlayarannya ke barat dengan syarat ia akan menyebarkan Kristen kepada seluruh orang yang ditemuinya.
Columbus berangkan dengan memakai 3 armada kapal (Santa Maria, Nina, dan Pinta) dengan terdapat 90 orang awak. Mereka sampai dengan di Bahama Oktober 1492. Columbus bersama rombongan kembali ke Spanyol pada tahun 1493.
Banyak melaporkan tentang penemuannya, akan tetapi kisahnya masih asing dan bahkan dikenal hanya sebagai mitos. Setelah Columbus menemukan Amerika, Portugis dengan seenaknya mempermasalahkan atas klaim tanah Spanyol. Portugs merasa terancam dengan monopolinya di Asia yang akan terganggu dengan ditemukannya benua Amerika dan potensi kekayaan besar bagi negara-negara Eropa.
Paus Alexander VI mengambil keputusan untuk mengambil tindakan untuk mencegah segala kemungkinan akan timbul tentang klaim teritorial pada 4 Mei 1493. Mengatasi hal itu, ia mengeluarkan Keputusan Kepausan atua “Papan Bull” yang menetapkan garis khayal yang membentang di utara dan selatan melalui Atlantik tengah, 100 liga atau 300 mil dari pula Cape Verde.
Spanyol akan mempunyai wilayah yang terdapat di sebelah barat garis dan Portugal mempunyai wialayah yang terdapat di sebelah timur garis. Setelah penjelajahan itu, Portugis ternyata tidak membuat puas, malahan menyadari bahwa ternyata ada banyak tanah yang diberikan kepada Spanyol.
Ia pun mengambil langkah dengan mengajak Ferdinand II untuk berunding mengenai pembagian wilayah sebab Portugis mempunyai keinginan untuk mendapatkan tanah Amerika sehingga meminta untuk menggeser sedikit garis khayal yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pada bulan Juni 1494 garis itu kembali untuk dinegosiasikan melalui perjanjian secara resmi dalam pertemuan kota Tordesillas di Spanyol. Isi dari perjanjian Tordesillas ialah bersepakat adanya pergeseran garis khayal sejauh 1.110 mil atau sejauh 1.876 km.
Melalui kesepakatan tersebut, Portugs mendapat hak sebagian tanah di Amerika Selatan. Perjanjian Tordesillas disepakati saat Majapahit berada di posisi yang mengalami keruntuhan, serupa dengan masa pemerintahan Girindrawardhana alis Bhre Kertabumi atau disebut dengan Brawijaya V (1474-1519) sebagai raja Majapahit terakhir.
Paus Aleksander VI memiliki peran sentra dalam perjanjian Tordesillas. Pemimpin besar dari Vatikan tersebut memutuskan dengan mengambil kebijakan bahwa garis batas wilayah diantara Spanyol dan Portugsi karena terdapat 2 bangsa sebagai penganut Katolik yang taat.
Dengan perjanjian itu, Spanyol kembali melanjutkan eksplorasi ke arah barat sampai Spanyol berhasil berlayar ke Philipina pada 1521.
Portugis kemudian melakukan pelayaran ke arah timur dan thaun 1512 berhasil sampai ke Maluku untuk mencari rempah-rempah.
Pada tahun 1510, pimpinan Alfonso berhasil menguasai Malaka dengan memperluas ekspansinya ke Maluku dibawah pimpinan Antonio d’Abreu dan Fransesco Serrao pada tahun 1512.
Saat portugis berhasil sampai ke Maluku dan berusaha untuk menjalin hubungan saling yang berkeuntungan khususnya perdagangan rempah-rempah dengan kesultanan.
Ternate saat itu sedang terjadi konflik dengan Kesultanan Tidore. Tidak hanya itu, mereka diperbolehkan untuk mendirikan benteng disana, mendapatkan hak istimewa untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah dan menyebarkan agama Kriten Katoliknya dengan tokoh penyebarnya bernama Franciscus Xaverius yang berpusat di Maluku.
Dibawah pimpinan Ferdinand de Magelhaens, Spanyol memulai untuk melakukan penjelajahan ke Asia Tenggara dengan menjejakkan kaki di Philipinan tahun 16 Maret 1521.
Ekspedisi Spanyol dilanjutkan dibawah pimpinan Sebastian Del Cano untuk mencari rempah-rempah. Dengan berlayar ke selatan dengan memakai kapal Victoria dan Trinidad akhirnya del Cano dan rombongannya berhasil mendarat di Tidore.
Kedatangan itu, diterima langsung oleh Kesultanan Tidore yang diketahui ternyata bermusuhan dengan Kesultanan Ternate yang didukung oleh Portugis. Hal itu membuat Portugis dan Ternate terpancing untuk menyerang Tidore. Barulah pada tahun 1524, penyerangan ke tidore dimulai melalui pasukan gabungan antara Ternate dan Portugis yang dipimpin oleh Taruwese.
Dengan meyerang ibukota Tidoder dengan pasukan berjumlah 600 tentara. Pada tahun 1526 kemudian, terdapat bantuan dari Spanyol dengan membawa 300 prajuti berlayar menuju ke Tidore yang dipimpin oleh Martin Ignatius Karkafe.
Hal itu mengejutkan Portugis hingga mengambil langkah mengutus Manuel Fancon dan Taruwese ke Tidore. Namun Portugis menanggap bahwa hal yang dilakukan Spanyol melanggar perjanjian Tordesillas yang kearah timur, namun Spanyol berdalih bahwa dirinya menggunakan jalur barat.
Konflik itu semakin memanas diantara kedua bangsa dan akhirnya portugis yang dipimpin oleh Antonio de Brito ingin mengusir Spanyol akan tetapi tidak berhasil. Namun di tahun 1524 perselisihan berakhir dan bersepakat untuk menyelesaikannya dengan menemukan lokasi antimeridian Tordesillas dan membagi dunia menjadi dua belahan yang sama.
Delegasi Perjanjian Saragosa
Delegasi Portugis yang dikirim ialah Raja Joao III adalah Antonio de Azeveda Xoutinho, Lopo Homem, Simao Fernandes, Diogo Lopes de Sequeira, seorang kartografer, dan kosmografi.
Sedangkan untuk Spanyol, delegasi yang dikirim ke perjanjian adalah Uskup Osma, Count Mercurio Gatine, Grand Master Ordo Calatrava, Garcia de Loaysa, Garcia de Padilla, dan mantan kartografer Portugis Diogo Ribeiro.
Hasil dari komisi kemudian disepakati dengan membuat perjanjian pada 22 April 1529 di Zaragoza. Perjanjian Saragosa berisi perjanjian damai, dan ditandatangani oleh Raja John III dan Kaisar Charles V.

Isi Perjanjian Saragosa
Perjanjian Saragosa ini juga mencakup untuk penyelesaian masalah klaim kepulauan maluku diantara kedua bangsa. Isi dari pernjanjian saragosa ialah:
- Menurut perjanjian Zaragosa bahwa wilayah-wilayah Maluku yang dipunyai Spanyol diserahkan kepada Portugis.
- Spanyol selanjutnya melepaskan klaim atas tanah di Maluku dan memberikan ke Portugis ditambah 350.000 dukat emas.
- Perjanjian Saragosa melarang Portugis memperluas benteng di Ternate, dan hanya boleh untuk memperbaikinya.
- Isi perjanjian Saragosa juga menentukan bahwa bagian bumi timur bagi setelah pembagian di bumi barat. Pembagian terdiri atas batas garis bujur 297,5 marine leagues (1.763 km atau 952 mil) atau 17 derajat sebelah timur kepulauan Mauluku. Atau wilayah kekuasaan Spanyol membentang dari Mexico ke arah barat hingga kepulauan Filipinan dan wilayah kekuasaan Portugis membentang dari Brazillia ke arah timur hingga kepulauan Mauluku dan daerah disebelah utara garis saragosa adalah penguasaan portugis.
Demikianlah informasi mengenai topik yang berjudul Isi Perjanjian Saragosa Melerai Konflik Spanyol dan Portugis, Lihat Isi Perjanjiannya. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Sekian dan terima kasih. Salam berbagi teman-teman.