Empirisme – Dalam filsafat, ada banyak paham atau aliran yang dari dulu hingga sekarang terus berkembang seperti rasionalisme, empirisme, realisme, idealisme, eksistensialisme dll.
Pada dasarnya macam-macam aliran dalam filsafat ini adalah bagaimana mencari pengetahuan itu sendiri. Perdebatan inilah yang kemudian membuat banyaknya aliran filsaf mengisi sejarah dunia.
Selain itu dengan banyaknya aliran filsafat ini membuat tokoh-tokoh dalam aliran itu hadir dan mengembangkan terus teorinya untuk menguatkan dan melawan teori aliran filsafat lainnya. Terdapat beberapa aliran yang mudah diketahui dari cara mendapatkan pengetahuan. Aliran yang menyatakan bahwa pengetahuan terbentuk dari pengalaman adalah Empirisme.
Dengan metode mendapatkan pengetahuan yang terbentuk dari pengalaman ini semua orang sudah tahu bahwa ini adalah aliran empirisme. Namun, memahami empirisme tidaklah semudah itu. Sebab dari dulu hingga sekarang berbagai buku, makalah, jurnal dan artikel ilmiah membahas hal ini.
Sebab dengan berkembangnya dunia ini juga ikut membuat perkembangan ilmu pengetahuan termasuk aliran empirisme semakin diperbaharui baik itu dari menutupi kelemahan atau menguatkan aliran yang terbentuk dari pengalaman ini.
Proses dari aliran empirisme ini menitikberatkan pada pengalaman inderawi jadi instrumentnya atau alat utamanya adalah inderawi yang menjadi asal usul pengetahuan dari manusia, awal sejarah dari adanya pengetahuan yang dimilik manusia.
Empirisme menolak anggapan kalau manusia telah membawa fitrah pengetahuan dalam dirinya ketika dilahirkan sebagaimana yang dinyatakan dari aliran idealisme plato. Hal itu juga membuat teori empirisme lahir yaitu untuk melawan idealisme.
Selain muncul sebagai reaksi atas idealisme, empirisme juga lahir atas kelemahan yang muncul dari paham rasionalisme yang merupakan aliran filsafat yang duluan lahir atau lebih dulu ada dibandingkan dengan empirisme.
Inti dari rasionalisme adalah bahwa pengetahuan manusia yang sejati hanyalah terletak pada rasio atau akal semata, sedangkan pengalaman inderawi dicap sebagai suatu pengenalan. Karena hal itu, maka pengawalan inderawi sering diabaikan.
Dengan gejolak tersebut, membuat empirisme tersebut berkembang sebab aliran filsafat yang lainnya juga terus memperbaharui teorinya. Semakin lama, empirisme mampu mempengaruhi perkembangan metode penelitian yang diketahui metode penelitian selalu ada di banyak disiplin ilmu.
Perkembangan aliran filsafat yang menyatakan bahwa pengetahuan terbentuk dari pengalaman ini disebut sebagai awal dipakainya dalam prosedur ilmiah dalam penemuan pengetahuan. Demikian ini terjadi karena empirisme pada dasarnya ilmu pengetahuan adalah pengamatan, percobaan, penyusunan fakta dan penarikan kesimpulan/ hukum-hukum.
Apa Pengertian Empirisme?
Secara sederhana yang dimaksud dengan pengertian Empirisme yang juga telah dijelaskan diatas dimana arti empirisme dalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman manusia.
Secara etimologi, istilah empirisme berasal dari bahasa Inggris yang dikenal dengan “empiricism dan expperience”. Sebenarnya kedua kata ini apabila lebih ditarik ke dalam, empirisme berasal dari kata yang sudah lama yakni dari kata bahasa Yunani yakni “empeiria”. Arti dari istilah ini adalah “coba-coba atau pengalaman”.
Sedangkan secara terminologis, yang dimaksud dengan pengertian empirisme secara umum adalah aliran filsafat yang menyatakan seluruh pengetahuan harus dicari dalam pengalaman.
Atau bisa juga dikatakan bahwa definisi dari empirisme adalah pandangan bahwa semua ide merupakan abstraksi yang dibentuk dengan menggabungkan apa yang dialami, pengalaman inderawi adalah satu-satunya sumber pengetahuan, dan bukan akal.
Apabila menurut pendapat para ahli dalam hal ini yang disampaikan dan dijelaskan oleh Lacey (2000). Menurut Lacey bahwa pengertian empirisme adalah Empirisme adalah aliran dalam filsafat yang berpandangan bahwa pengetahuan secara keseluruhan atau sebagian menurut pengalaman dengan memakai indera.
Melalui definisi diatas dan proses dari empirisme, kaum empiris atau orang yang menganut teori empirisme ini dapat berbangga karena mampu mengembangkan sistem pengetahuan yang berpeluang besar untuk benar, walaupun kepastian mutlak tidak akan pernah dapat dijamin.
Kaum empiris memegang teguh pendapat bahwa pengetahuan manusia didapatkan lewat pengalaman. Apabila sedang berusaha untuk meyakinkan seorang empiris bahwa sesuatu itu ada, dia akan berkata “tunjukkan hal itu kepada saya”.
Dalam persoalan mengenai fakta maka dia harus diyakinkan oleh pengalamannya sendiri. Tokoh yang disebut sebagai benih dari empisisme adalah Aristoteles, misalnya saja rasionalisme, maka pada empirisme pun terdapat banyak tokoh pendukungnya yang tidak kalah populernya. Tokoh-tokoh dimaksud adalah David Hume, John Locke dan Bishop Berkley.

Karakter Empirisisme
Secara lebih detail, paham empirisisme dapat diindikasikan oleh pemikiran dengan karakteristik atau ciri-ciri sebagaimana dibawah ini:
- Dunia merupakan suatu keseluruhan sebab akibat.
- Asas filsafatnya bersifat praktis (bermanfaat)
- Perkembangan akal ditentukan oleh perkembangan pengalaman empiris(sensual).
- Sumber pengetahuan adalah kebenaran yang nyata (empiris)
- Pengetahuan datang dari pengalaman (rasio pasif waktu pertama kali pengetahuan didapatkan)
- Akal tidak melahirkan pengtahuan dari dirinya sendiri
- Awal prosedur ilmiah dalam penemuan pengetahuan, karena sesungguhnya hakikat ilmu pengetahuan itu pengamatan, percobaan, penyusunan fakta, dan penarikan hukum- hukum umum.
- Metoda yang dipakai ialah metode induktif.
- Mengajukan kritik terhadap rasionalisme yang tidak membawa kemajuan apapun.
Demikianlah informasi mengenai Aliran Pengetahuan Dari Pengalaman Adalah Empirisme, Ini Penjelasannya. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Sekian dan terima kasih. Salam berbagi teman-teman.